aku terus terjebak dalam pusaranmu
semakin kaki ingin menapak jauh,
semakin tertari setapak demi setapak lebih dekat
lalu terjebak,
apalagi yang harus kulakukan?
ini, tak kuat lagi kumenjaganya tetap utuh
tersisih sepi
aku menjadi takut,
kala keramaian membawa makin ke ujung
ujung kehampaan
saat telinga satu per satu menjauh
saat senyum penuh perlahan memudar
saat pelukan berhembus mendingin
saat tangan melepaskan janjinya
lalu sendiri, sepi
menjadi takut takkala gelap mencekap
"jadi patung saja kamu!"
dan hanya mampu terjawab bisu
dunia bisu
terperangkap dalam dunia bernama bisu
sunyi
padahal hati melengking teriak
tolong dunia,
beri sedikit telingamu 'tuk menjadi tempat menumpah asa
burung bebas
terbang bebas
jiwa burung yang kini terpasak
tertukar jiwanya pada patung bisu penghias taman
terbang bebas
jiwa bebas itu kini terpaku pasak pada sayapnya
seperti aku
aku adalah patung, disini
diam, bisu, terikat
mata
mulut
telinga
tangan
kaki
terpaku pada pijakan bisu
tak mampu bergerak
patung jiwa
hanya pelengkap
jiwa yang terjeruji
hati pemberontak
seperti aku pada tempatku
caci maki
seperti aku ingin menyogokkan caci maki pada mulut busa kalian
seenak hati terluar kata
bahkan,
tahukah kau, mulutmu adalah sebuah pedang eksekusi harga diri
hanya tempat mencurah kata hingga terangkai puisi
terlahir pada 7.11.11
pemberontak manis :)
_ulin_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
menurutmu ?