19.6.11

Tentang Pilihan, Pengorbanan, dan Keikhlasan

Harusnya aku tahu, memang tak semudah itu. Pilihan ini memang susah, bukan hanya susah, pilihan yang berat. Bukan hanya buatku saja, tapi buat semuanya juga. Diriku, orang tuaku, teman-temanku.
Tapi bukankah selalu ada pengorbanan untuk mimpi yang besar. Jalan untuk meraih mimpi itu memang banyak, dan aku punya hak untuk memiih salah satunya. Dan inilah jalanku, aku ingin melalui jalan ini.
Kupikir di awal semuanya akan baik-baik saja, tampaknya mudah, tinggal menunggu kemantapan hatiku untuk berpindah. Ketetapan hatiku atas pilihan ini. Tapi ternyata, memang tak semudah itu. Penjelasan banyak pun tampaknya tak masuk akal. Hanya sebuah angin lalu. Aku tak dianggap. Hingga aku nyaris kehilangan akal.
Tentang opini masyarakat juga. Ah, betapa hidup ini terbentuk dari opini ya? Betapa banyak mimpi yang terpaksa terkekang hanya karena opini salah yang begitu saja terlontar dari ketidaktahuan yang sok tahu. Selalu ada alasan kan dari pilihan-pilihan hidup itu? Baik itu positif ataupun negatif. Seperti sebab-akibat, yang akan selalu berlaku dari zaman ke zaman.
Perjuanganku belum berakhir.
Sedih sekali rasanya mendapat penolakan itu. Penolakan atas pilihan jalan hidupku menempuh mimpiku. Entahlah, memang aku tak tahu hidup itu seperti apa. Baru sepercik yang kunikmati. Tapi, bukankah itu juga menerima konsekuensi dari pilihan? Hak setiap orang untuk menentukannya.
Padahal, aku sendiri butuh waktu yang cukup lama untuk memantapkan hati ini. Saat aku masih tak tahu apa yang benar-benar kubutuhkan. Dan disaat aku telah mendapatkannya, seketika terpuruk oleh penolakan itu.
Tapi sekarang, aku benar benar menginginkannya. Ini yang kuimpikan di setiap malam menjemput mimpiku. Aku benar benar memimpikannya. Berada di sana, diantara mereka, betapa semua akan menjadi terasa menyenangkan. (ah, semoga itu bukan hanya mimpi saja, aku benar-benar menginginkannya menjadi kenyataan)
Tolong, beri aku waktu, beri aku kesempatan, untuk menunjukkan yang terbaik dari ku. Untuk memberikan yang terbaik dari jalanku ini.
Dimanapun aku berada, toh disitulah tujuanku. Aku bebas kan memilih jalan mana, diantara ribuan yang terbentang menunggu kulalui. Aku ingin menempuh jalan itu.
Aku berjanji, disana kelak, ketika pilihan ini akhirnya dapat kupilih, aku akan menjalani sebaik-baiknya. Karena saat ini aku mengerti, inilah yang memang terbaik untuk jalanku. Disinilah aku berada, di pilihan itu.
Aku akan memperjuangkannya. Bukannya aku tak takut akan karma. Aku takut sekali. Karena itu, aku memperjuangkannya agar semua menjadi ikhlas. Pilihan ini yang akan mengikhlaskan semuanya. Pilihan ini, semoga adalah yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

menurutmu ?

Followers